Waspadai Dampak Negatif Ujian Online

Oleh: Savitri Dewi, Psi
SMP Muhammadiyah Salatiga

Masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir serta berkembangnya teknologi informasi saat ini banyak menimbulkan perubahan di segala aspek. Salah satunya dalam dunia pendidikan, terjadi perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran dan ujian. Bulan November dan Desember merupakan masa – masa ujian akhir semester untuk mengetahui hasil belajar siswa selama satu semester. Ujian atau tes yang tadinya menggunakan media kertas, saat ini mulai beralih dengan menggunakan media komputer atau handphone android.
Computer Based Test atau Tes Berbasis Komputer adalah tes dengan sistem pelaksanaan menggunakan komputer atau handphone android sebagai media untuk melakukan tes. Setelah siswa selesai menjawab soal tes/ujian, maka skor atau nilai dari siswa tersebut akan muncul. Pihak sekolah dan guru hanya mengetahui nilai akhir siswa, tidak mengetahui soal apa saja yang sulit untuk dijawab oleh siswa, serta pilihan jawaban apa yang sering dijawab oleh siswa. Sehingga pihak sekolah tidak mengetahui secara lengkap apa saja yang belum dimengerti dan yang sudah dimengerti oleh siswa.
Harapan dari pelaksanaan tes atau ujian menggunakan CBT ini untuk meminimalisir kecurangan atau kebocoran soal yang sering terjadi pada saat ujian, mencegah keterbatasan dan kerusakan pada soal. Sistem CBT akan mengurangi biaya pelaksanaan karena tentu tidak diperlukannya mencetak soal dan lembar jawaban dengan kertas, serta mengurangi biaya mengoreksi hasil ujian dan scoring yang membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu ujian dengan sistem CBT, lebih praktis, lebih gampang dan membuat peserta ujian lebih fokus. Tidak ribet dan lebih hemat waktu karena tidak perlu lama-lama mengisi lembar jawaban, tidak perlu menghapus kalau ada yang salah, tidak adanya kesalahan pengisian data diri dan kode soal. Terdapat waktu di layar sehingga bisa memaksimalkan waktu yang tersedia.
Namun dalam realitanya, CBT yang dilaksanakan adakalanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan CBT berdasarkan dari pengamatan dan pengalaman beberapa guru yang bertugas sebagai proktor dan pengawas ruang ujian antara lain :

  1. Sebelum masuk ruang ujian, mayoritas siswa tidak membaca buku atau mempelajari bahan ujian tetapi main game. Begitu pula pada masa pandemi ini, seluruh siswa mengerjakan tes atau ujian dari rumah. Namun ada pula yang ketika mengerjakan tes dalam pengawasan orang tua namun ada pula yang tanpa pengawasan orang tua karena orang tua bekerja di luar rumah.
  2. Beberapa siswa pada saat mengerjakan soal ujian tidak fokus karena selain mengerjakan soal, mereka juga main game atau berkomunikasi dengan orang lain melalui aplikasi yang terdapat di android.
  3. Beberapa siswa memanfaatkan aplikasi kalkulator saat mengerjakan soal hitungan.
  4. Beberapa siswa mencontek jawaban dengan cara :
    a. membuka buku catatan atau buku pelajaran
    b. bertukar jawaban dengan teman lain melalui whatsapp.
    c. mencari jawaban dengan melakukan penelusuran melalui internet.

Jadi, pelaksanaan ujian secara online di masa pandemi Covid-19 ini membutuhkan tingkat kejujuran yang cukup tinggi dari siswa serta kerjasama dari orangtua dalam melakukan pendampingan dan pengawasan.