
Oleh:Marijo
Prof. Abdul Mu’ti pada masa seratus hari mengawali memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memunculkan sebuah istilah deep learning yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Berbagai spekulasi menyimpulkan akan adanya perubahan kurikulum menyertai pergantian menteri baru yang akan memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Apakah memang demikian akan mengubah sistem pembelajaran yang telah ada pada Kurikulum Merdeka yang saat ini baru mulai berjalan? Berbagai kesalahpahaman tersebut langsung direspons Mas Mu`ti dengan menjelaskan makna deep learning atau pembelajaran mendalam adalah pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menekankan pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa.
Pembelajaran deep learning akan diarahkan pada pembelajaran yang ditopang dengan tiga elemen utama yaitu; mindful learning, meaning learning, dan joyful learning. Mindful learning,_ menyadari bahwa setiap siswa memiliki latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga pembelajaran disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Meaningful Learning, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Joyful Learning, menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga siswa merasa termotivasi dan puas dalam mencari pemahaman mendalam terhadap suatu pelajaran.
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menekankan pentingnya posisi guru tidak lagi hanya berperan sebagai pemberi informasi tetapi menjadi fasilitator pembelajaran. Guru diharapkan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menantang siswa untuk berefleksi atas apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sejalan dengan upaya memperkuat peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, sesuai dengan program Guru Penggerak yang selama ini telah berjalan. Dengan menerapkan strategi deep learning, siswa diajak untuk lebih aktif, kritis, dan terlibat dalam proses belajar sehingga mereka berkembang menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang merupakan salah satu karakter utama dalam Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran mendalam memusatkan perhatian pada proses pembelajaran yang tidak sekadar menekankan pada pemindahan informasi atau hafalan. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa memahami inti (esensi) dan makna dari materi yang dipelajari, analisis mendalam secara kritis dan aplikasi nyata dalam kehidupan. Deep learning bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sebelumnya sudah sering dikenalkan dengan istilah higher-order thinking skills (HOTS). Ruang lingkup pembelajaran ini mencakup kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, dan pemikiran analitis. Pendekatan ini juga berupaya memastikan siswa benar-benar menginternalisasi dan mampu memanfaatkan pengetahuan secara mandiri.
Penerapan deep learning dalam pembelajaran melibatkan pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana mereka berperan aktif sebagai pengendali proses belajar. Guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan dukungan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi dan refleksi. Misalnya, dalam pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), siswa tidak hanya diajak untuk menyelesaikan tugas tetapi juga memahami alasan, dampak, dan manfaat dari apa yang mereka pelajari. Dengan cara ini, mereka dapat menginternalisasi pengetahuan dan menggunakannya untuk memecahkan masalah nyata.
Apabila kita cermati esensi dari deep learning dengan tiga elemen sebagaimana dijelaskan oleh Mas Mu`ti tersebut tidak ada yang bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang ada dalam Kurikulum Merdeka. Sebaliknya, memperkuat pembelajaran yang dianut pada Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan bakat serta minat siswa. Pembelajaran dengan mindful learning semakna dengan pembelajaran terdiferensiasi pendekatan pengajaran yang menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan potensi individu setiap siswa. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna, relevan, dan menantang bagi setiap siswa, sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan mereka.