Oleh : Anis Fadilah,S.Pd,M.Sc (Guru Matematika SMKN 3 Salatiga)
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang. ataupun tidak sengaja dirancang namun dimanfaatkan. Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan guru, tetapi dapat pula diperoleh lewat interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Pembelajaran matematika, salah satu diantara tujuannya adalah membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Belajar matematika merupakan salah satu pelajaran yang bagi sebagian besar anak kurang diminati dan bahkan ditakuti karena dianggap sulit.
Bahkan sebuah penelitian Psychology Research and Behavior Management menunjukkan bahwa, sering kali anak merasa takut, cemas, dan stres saat belajar matematika. Maka peran peran guru sangatlah penting untuk membuat matematika menjadi menyenangkan,
Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah. Berbagai persepsi awal yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika, telah membentuk sikap yang beragam. Ada yang memiliki minat yang tinggi terhadap matematika, namun tidak sedikit yang bersikap jenuh terhadap matematika. Hal ini tentu dikarenakan pengalaman belajar yang pernah mereka rasakan.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi negatif siswa terhadap matematika adalah karena kejenuhan yang mereka alami selama belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang. ataupun tidak sengaja dirancang namun dimanfaatkan. Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan guru, tetapi dapat pula diperoleh lewat interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Pembelajaran matematika, salah satu diantara tujuannya adalah membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah. Berbagai persepsi awal yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika, telah membentuk sikap yang beragam. Ada yang memiliki minat yang tinggi terhadap matematika, namun tidak sedikit yang bersikap jenuh terhadap matematika. Hal ini tentu dikarenakan pengalaman belajar yang pernah mereka rasakan. Selain itu sikap jenuh yang mereka rasakan bisa disebabkan karena ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang diberikan, atau juga karena mereka sukar untuk memahami materi yang diajarkan. Kejenuhan ini juga sering ditimbulkan oleh guru pengajarnya. Karena guru kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metoda, strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan membangkitkan minat.imatematika. Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa dan tidak menguasai metoda, strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan membangkitkan minat.
Agar Matematika menjadi pelajaran yg menyenangkan maka banyak hal yg harus di lakukan oleh guru di antaranya adalah :
Motivasi , Motivasi merupakan kunci dari pembelajaran yang efektif. Gagne (dalam Bigge,1982) menyatakan bahwa motivasi untuk pembelajaran adalah dorongan utama yang mengakibatkan seseorang terdorong untuk meraih suatu tujuan.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah bahwa banyak siswa yang tidak tertarik pada matematika itu sendiri. Dengan adanya motivasi yang baik, siswa akan lebih mudah dan senang belajar matematika.
Motivasi dalam pembelajaran matematika adalah usaha‐usaha untuk menyediakan kondisi‐kondisi sehingga seseorang terdorong untuk belajar lebih baik, dan mempengaruhi siswa sehingga pada diri siswa timbul dorongan untuk belajar, sehingga diperoleh pengertian, pengetahuan, sikap dan penguasaan kecakapan, agar lebih dapat mengatasi kesulitan‐kesulitan.
Pendekatan SANI Menuju ke Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Sehubungan dengan betapa pentingnya pembangkitan motivasi dalam pembelajaran matematika, maka pendekatan SANI (santun terbuka dan komunikatif) (Marpaung, 2001), adalah suatu pendekatan kultural yang sangat baik dalam membangkitkan motivasi, dalam usaha mengajak siswa senang belajar matematika. Bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu aktivitas sosial antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Dalam aktivitas inilah terjadi interaksi dan negosiasi.
Dalam pembelajaran tidak seharusnya masih dijumpainya anggapan bahwa hukuman adalah bagian dari proses belajar. Justru sebaliknya hukuman harus dihindarkan tetapi suasana yang hangat, menyenangkan, terbuka harus diciptakan agar siswa senang belajar matematika.
Salah satu cara mengajar matematika biar lebih mudah adalah dengan membuat siswa menyukai pelajaran Matematika. Menanamkan pola pikir yang tepat pada siswa akan berimplikasi besar terhadap paradigma siswa terhadap mata pelajaran matematika. Jika siswa merasa pelajaran Matematika itu menyenangkan dan penuh tantangan, maka secara otomatis akan meningkatkan motivasi dan semangat siswa untuk belajar matematika. Sugesti-sugesti semacam ini penting. Jangan membuat siswa berpikir Matematika itu identik dengan hal yang sulit-sulit. Sebagai guru Matematika, Guru Pintar jangan mencitrakan diri sebagai guru yang galak. Bawakan diri dengan positif, buat siswa nyaman, maka mereka juga kan menyukai pelajaran yang Guru Pintar ajarkan.
Matematika Rekreasi adalah menjadikan pembelajaran matematika yang Menyenangkan
Anggapan umum bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sukar dan menjemukan harus secara sistematis dihilangkan dengan jalan meramu pembelajaran matematika dengan strategi yang variatif, di antaranya ditunjukkan bahwa pembelajaran matematika dapat dilangsungkan di luar kelas (outdoor mathematics) atau dapat berupa teka‐teki maupun permainan sehingga kita dapat berekreasi dengan matematika.
Metode mengajar matematika yang menarik dan menyenangkan juga menjadi tips supaya pelajaran Matematika mudah dipahami siswa. Guru harus selalu memperhatikan penerapan model, metode, teknik dan pendekatan yang benar dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Jangan sampai model, metode, teknik dan pendekatan yang guru pilih untuk diterapkan di kelas tidak sinkron dengan materi pelajaran matematika yang diajarkan sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Guru dapat menunjukkan metode belajar Matematika hanya dengan drilling dan latihan soal saja. Ajarkan Pelajaran Matematika melalui permainan/games atau dengan lagu. Maka kelas akan menjadi Dinamis
Beri Waktu Istirahat
Semua orang pasti tahu bahwa pelajaran Matematika berhubungan erat dengan rumus-rumus dan angka-angka. Jangan membuat siswa tegang dengan memberikan latihan-latihan soal terus menerus dari awal hingga akhir pelajaran. Sangat disarankan bagi Guru Pintar untuk jeli melihat situasi. Jika siswa terlihat sudah lelah, beri waktu istirahat. Waktu istirahat yang dimaksud adalah waktu siswa untuk refreshing untuk menurunkan ketegangan atau stres saat belajar. Selingan seperti peregangan otot, menyanyi, atau permainan-permainan sederhana dapat di jadikan alat untuk melepaskan stres pada siswa.
Menjadi seorang guru matematika hal hal yang diatas tidaklah mudah untuk dilakukan. Tetapi
sebagai guru matematika tentunya ini menjadi tantangan tersendiri karena kita harus menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika dengan mudah dan menyenangkan.
Semoga dengan menerapkan tips tips di atas semua siswa bisa mengikuti pembelajaran matematika yg menyenangkan.