Tertipu oleh Dirinya Sendiri

Oleh: Layly Atiqoh

Kehidupan kita di dunia mengharuskan manusia untuk berinteraksi dengan orang lain, dalam bermasyarakat menuntut kita untuk pintar memilih teman atau kawan sebagai mitra dalam melakukan segala aktifitas. Perilaku seseorang ada yang baik ada pula yang tercela salah satu perilaku yang tidak terpuji itu adalah sifat munafik yang berarti seseorang yang suka menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di depan orang banyak, tetapi sebetulnya tidak sesuai dengan kondisi batinnya. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S al-Baqoroh [2]: 8-10 “Dan di antara manusia ada yang berkata, “ Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapatkan azab yang pedih, karena mereka berdusta.”

Ciri munafik adalah apabila berkata ia dusta, banyak kita saksikan orang yang pandai mengumbar kata-kata yang indah tetapi pada hakekatnya tidak sesuai dengan kenyataan karena biar dianggap hebat. Kedua, apabila berjanji ia inkar, dalam pecalonan jabatan seseorang pastilah harus menyampaikan visi misi apa yang akan dilakukan inilah contoh dari janji yang harus ditepati. Ketiga, apabila diberi amanah dia berkhianat, amanah adalah sesuatu yang berat diberikan kepada manusia. Manusia memiliki peran masing-masing sesuai dengan profesinya dari level terendah samapai jabatan tertinggi memiliki tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun terhadap Allah Swt. Keempat, sifat riya yang merupakan salah satu sifat munafik yang digambarkan oleh Allah dalam Q.S An-Nisa’ [4]: 142 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) dihadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit.

Riya adalah perbuatan yang memperlihatkan sesuatu baik barang atau perbuatan dengan maksud agar dilihat banyak orang dan mendapat pujian perbuatan ini sangatlah dibenci Allah Swt. dan merupakan kemusrikan yang terselubung sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah Rosulullah Saw. berkata maukah kalian aku kabarkan sesuatu yang lebih aku takuti atas kalian dari fitnah Al-Masih Ad Dajjal? Tentu wahai Rasulullah. “Yaitu syirik terselubung ketika seseorang melaksanakan shalat kemudian shalatnya ditambah karena dia melihat sedang ada orang yang melihatnya” . Padahal tujuan utama kita beramal adalah semata-mata demi mencapai ridha Allah Swt. Jika seseorang melakukan amalan maka harus diluruskan niatnya agar amal itu diterima oleh Allah Swt. dan kita tidak termasuk golongan yang tertipu oleh diri kita sendiri. Wallahu a’lam