Badha Gecilan dan Merawat Keberagaman

Oleh: Muttaqin (Ketua Pemuda Muhammadiyah dan Pendidik di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga)

Indonesia ini mempunyai keunikan dan keunggulan dibanding dengan negara lain. Kekhasan negara besar ini terletak pada luas dan kesuburan wilayah serta jumplah keberagaman sukunya.
Berkaitan dengan keberagaman, negara yang besar ini mempunyai semboyan ‘binika tunggal ika.’ Adanya perbedaan suku menjadikan banyak kreasi budaya yang menjadi kekayaan bangsa. Hal ini menjadi modal membangun peradaban yang semakin kokoh.
Umat Islam yang menjadi mayoritas dalam bangsa ini melalui para ulamaknya memberikan content positif dalam merarawat perbedaan dan mempekokoh persaudaraan. Hal ini sebagai contoh ada tradisi badha gecilan dalam perayaan lebaran. Perayaan badha gecilan ini disamping mensyiarkan puasa sunah 6 hari Syawal juga mengandung makna betapa pentingnya merawat perbedaan.

Nilai-nilai yang ada di dalam badha gecilan terpancar melalui ketupat. Dari karya ketupat ini ulama terdahu memberi isyarat untuk selalu merawat perbedaan. Sudah diketahui bersama ketupat terbuat dari daun kelapa yang bernama janur. Kata janur ini berasal dari jaa al-nur yang dapat diartikan telah datang pencerahan. Hal ini karena setelah satu bulan puasa diliputi cahaya kesucian dari Allah SWT. Dari janur yang terberai keberadaannya kemudian dirangkai dan satukan menjadi klontongan (ketupat kosong). Setelah menjadi klontongan ada nilai yang lebih yaitu dapat dijadikan tempat beras kemudian dimasak dan menjadi ketupat. Di sini ada nilalai edukasi bahwa menyatukan perbedaan mempunyai nilai yang sangat tinggi. Allah menyuruh hambanya untuk persatuan sebagaimana al-Qur’an surat ketiga ayat 103 sebagai berikut:

Artinya: Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.