
Oleh Must Boeh
Menjelang magrib, sambil menikmati rolade tahu hangat, pikiran ini melayang pada hal sederhana: sepasang sandal. Bentuknya berbeda—kiri dan kanan tak pernah sama—tapi justru perbedaan itulah yang membuatnya saling melengkapi.
Begitu pula hidup ini. Kita tak selalu serupa, tak selalu sejalan dalam rasa dan cara. Namun, ketika saling mengerti dan menerima, justru tercipta harmoni yang indah.
Sandal mengajarkan, tak perlu memaksakan kesamaan untuk bisa berjalan bersama. Yang penting adalah arah yang dituju sama, dan niatnya lurus menuju kebaikan.
Kita diciptakan berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama: beribadah kepada Allah. Perbedaan bukanlah penghalang, melainkan pelengkap agar kehidupan lebih seimbang.
Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka menjelang magrib ini, mari belajar dari sepasang sandal: meski berbeda, bila saling melengkapi, kita akan sampai pada tujuan dengan selamat.