Oleh: Marijo
Berbicara tentang Nabi Muhammad, memang tidak akan ada habisnya. Rasul pilihan yang pengaruhnya tidak pernah usang sejak dahulu hingga masa yang akan datang. Nama “Ahmad” sudah diperbincangkan sebelum kelahiranya. Kabar akan datangnya rasul terakhir (khatamul anbiya) telah tercantum pada kitab-kitab sebelumnya. (Ash Shaf/61:6) Jasadnya terlahir di bumi, namanya diagungkan oleh “penduduk langit”. Doa keselamatan (shalawat) atas beliau datang dari Sang Pencipta alam raya dan para malaikat serta orang-orang yang beriman.(Al Ahzab/33:56)
Kelahiran beliau sudah disambut dengan peristiwa besar yang akan selalu dikenang oleh seluruh umat manusia. Saat seorang ibu bernama Aminah melahirkan sang buah hati yang dirindukan. Dialah bayi Muhammad, yang kelak dewasa diangkat menjadi rasul penyampai risalah agama Islam. Bertepatan dengan lahirnya Muhammad, seorang raja yang bernama Abrahah menyerang Kota Makah. Penyerangan diniatkan untuk menghancurkan bangunan Kabah yang menjadi pusat peradaban manusia sehingga memberi dampak ekonomi yang luar biasa di kota tersebut.
Raja Abrahah memimpin pasukan dengan penuh percaya diri. Dia merasa niatnya menghancurkan Kabah akan terlaksana. Kepercayaan diri Abrahah karena telah menyiapkan pasukan pilihan, perawakan gagah, tubuh kuat, senjata lengkap, dan dibantu oleh hewan digdaya yaitu gajah. Menurut akal logis manusia usaha yang dilakukan Abrahah tidak mungkin gagal, pasukan yang telah disiapkan menyerbu penduduk Makah tanpa sangka sebelumnya.
Para penduduk Makah lari berhamburan, menuju ke segala arah mencari persembunyian. Tidak ketinggalan Siti Aminah, hati ibu mana yang tidak was-was, saat melahirkan seorang bayi yang dirindukan, pada saat yang bersamaan, pasukan musuh datang menyerang. Hanya doa kepada Allah yang dapat dilakukan, mengharap pertolongan Allah segera datang.
Ketika pasukan Abrahah akan memasuki kota suci Makah, tampak gumpalan warna hitam di langit. Semakin lama semakin mendekat, awalnya Abrahah dan pasukanya mengira itu hanyalah gumpalan langit hitam. Namun, gumpalan hitam tersebut disertai dengan suara gemuruh yang menakutkan. Hingga semua orang bertanya, “benda apakah gerangan?” Semua orang penasaran campur ketakutan.
Pada saat itulah, semakin jelas terlihat ternyata gumpalan hitam itu adalah segerombolan burung, yaitu burung Ababil. Terbang sambil membawa batu dari neraka yang sangat panas. Dijatuhkannya batu-batu kecil itu ke arah Abrahah beserta pasukannya. Mereka hancur binasa, mati mengenaskan dengan luka terbakar di sekujur tubuh bagaikan daun yang dimakan ulat. Demikian gajah yang dianggap sebagai bala tentara paling kuat merengkuk kaku, tersungkur tak berdaya di atas pasir. Karena itulah tahun tersebut disebut sebagai tahun gajah.
Kisah tersebut sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an surah al Fîl;
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ ۱ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ ۲
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ ۳ تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ ۴
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ ۵
- Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
- Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia?,
- Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
- yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
- lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Kita dapat belajar dari kisah tersebut bahwa Allah Swt tidak suka terhadap sifat sombong. Orang-orang yang sombong kelak akan binasa dalam hina. Sebaliknya, Allah pasti akan menolong orang-orang yang tawakal kepada-Nya. Pertolongan Allah sangatlah dekat kepada hamba-bamba yang beriman dan bertaqwa. Ka’bah adalah bangunan yang mulia, Makkah adalah tempat yang suci, Allah akan selalu menjaganya sampai kapan pun.