Mengaji merupakan kebutuhan. Melalui mengaji, umat akan memahami dan mengetahui Islam secara kaffah, selain itu kegiatan mengaji akan menjaga silaturahmi semua warga persyarikatan. Hal ini sudah dicontohkan kiai Dahlan ketika mengajarkan Surat Al Ashr kepada santrinya, pendiri Muhammadiyah itu mengulangi terus menerus sampai delapan bulan. Mengaji bukan hanya sebatas membaca, dihafalkan maupun ditulis ulang, tetapi ayat-ayat yang ada dalam setiap surat yang diajarkan juga dipraktikkan atau diamalkan.

Bagi warga persyarikatan Muhammadiyah, mengaji harus dijadikan sebuah kesenangan, hobi, atau sudah menjadi rutinitas. Hiasi hidup dan harimu dengan al-Quran.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata: “Rasulullah saw telah bersabda: “Hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air”. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata Rasullullah, ”Dengan banyak mengingati mati dan mengaji al-Quran.”
Apabila melihat lebih jauh ke belakang. Persyarikatan Muhammadiyah lahir dari jamaah pengajian. Dalam ADART Muhammadiyah, kalau ada ranting yang tidak menyelenggarakan pengajian rutin sebagai pembinaan jamaahnya/warganya, berarti ranting itu tidak sesuai dengan ADART. Ranting akan berjalan dengan tertib dan bagus ketika pengajiannya rutin berjalan.
Rutinitas dalam mengaji harus memaksa diri. Manusia cenderung lebih sibuk dengan urusan dunia. Jangankan untuk melangkah atau mengangkat kaki, terkadang mendengar ajakan kebaikan sudah menolak dengan banyak alasan. Misalkan capek atau lelah, hari libur, atau kegiatan mengaji diselenggarakan malam hari. Mereka lebih memilih menonton sinetron, movie atau Drakor dengan seri yang panjang. Apabila kegiatan dilaksanakan siang hari, maka muncul pula alasan yang lain seperti masih bekerja atau dinas dan lain sebagainya.
Dengan melakukan pengajian secara intensif merupakan upaya untuk menjaga ritme dan semangat agar ketika masa tua hadir sudah menjadi habit atau rutinitas yang ringan.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga menyediakan dan memberikan fasilitas tempat bagi warga persyarikatan untuk mengaji. Melalui pengajian nderek KIAI, Pengajian PCM/PCA, Pengajian Tarjih dan Tajdid dan pengajian di AUM masing-masing. PDM mengajak kepada Majelis, PCM/PCA, Pimpinan AUM dan seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah Salatiga untuk senantiasa menggairahkan dan menggembirakan pengajian, “Lebih baik dipaksa masuk ke dalam surga, daripada relahati (sukacita) masuk ke dalam neraka.”
Semoga Sang Khalik senantiasa memberikan kesehatan dan melimpahkan rezeki, menjaga telinga dan mata untuk mendengar dan melihat kebaikan, meringankan kaki untuk melangkah menuju kebaikan, dan menggembirakan hati ini dalam rutinitas kebaikan.