Oleh : Zumrotin Firdaus, S.Pd
(SMP Muhammadiyah Plus Salatiga)

Guru merupakan seorang yang tidak asing di telinga manusia. Ada yang berpendapat, bahwa guru adalah pengajar di sekolah. Terkadang ada pula yang berpendapat bahwa guru sebagai orang tua kedua saat anak berada di sekolah. Namun, kenyataannya lebih dari sekedar pengajar dan orang tua kedua bagi anak. Guru adalah sosok luar biasa selaku pendidik generasi muda. Tanpanya, anak tidak akan mendapat pendidikan dari sudut pandang berbeda.
Dewasa ini, semakin tingginya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, masyarakat semakin memandang sebelah mata profesi guru. Guru dianggap sebagai profesi yang minim pendapatan, bahkan ada yang di bawah UMR bagi para wiyata. Berbeda dengan guru di luar negeri, yang kesejahteraannya sudah dijamin oleh negara. Seperti yang penulis alami saat mengajar di Negeri Siam, penulis mendapat kesejahteraan luar biasa salah satunya dengan adanya gaji atau upah yang lumayan besar untuk ukuran guru magang. Bulan berikutnya bisa lebih dari UMR dan ditambah dengan tunjangan hidup yang lain. Para siswa juga sangat santun terhadap guru, bahkan bukan hanya dengan guru yang belum mereka kenal. Yang disoroti disini bukanlah gajinya tetapi lebih kepada kesejahteraan guru dan rasa penghormatan terhadap guru.
Ada beberapa pesan yang ingin penulis sampaikan terutama kepada calon guru muda Indonesia. Guru bukan hanya sekedar profesi tuntutan hidup semata, tetapi menjadi guru artinya engkau mengabdikan ilmu, hidup dan waktu untuk mendidik anak bangsa. Jangan hanya sekedar mencari rupiah saja, keikhlasan dan keistiqomahan dibutuhkan dalam pendidikan. Indonesia tidak kekurangan orang cerdas, hanya saja Indonesia kekurangan orang yang menghargai jasa seorang guru. Untuk para siswa-siswi di Indonesia, guru bukanlah sosok yang menyeramkan, bukan pula sosok yang kurang berpengaruh dalam kehidupan. Bila engkau tidak menyukai pelajaran yang beliau ampu, bukan berarti tidak menghargai beliau di kelas. Tetap perhatikan saat beliau mengajar, karena mengajar tidak hanya sekedar berbicara membahas pelajaran semata. Mari, sama-sama kita saling menghargai dan tetap ikhlas berbagi ilmu. Ilmu dapat diperoleh dari siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.