Peran Orang Tua dalam BDR

Oleh: Prihatin Suryaningtyas
Guru SMP Muhammadiyah Plus

Belajar dari Rumah (BDR) merupakan istilah yang digunakan oleh Kemendikbud untuk kegiatan adaptasi baru pembelajaran di masa pandemi. Kebijakan penyesuaian program dan strategi pembelajaran disosialisasikan sebagai upaya cepat tanggap menghadapi pandemi Covid-19 dalam dunia pendidikan. BDR menjadi solusi tepat untuk memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2. Kegiatan dilaksanakan secara virtual dengan proses dan waktu pembelajaran peserta didik secara jarak jauh dengan berpusat di rumah. Hal tersebut memberikan adaptasi baru bagi peserta didik, orang tua, dan sekolah. Kerja sama yang baik dari ketiganya yaitu peserta didik, orang tua, dan sekolah mengurangi kendala BDR.

Peran orang tua menjadi lebih ekstra. Selain mendidik dan mencukupi kebutuhan keluarga, secara tidak langsung orang tua berperan menjadi guru semua mata pelajaran. Tidak sedikit yang mengeluhkan bahwa BDR tidak efektif. Adapun beberapa hal secara umum menjadi kendala saat BDR dari ketiga pihak (peserta didik, orang tua, dan sekolah) antara lain: 1) guru kesulitan dalam mengontrol dan memberikan pembelajaran jarak jauh; 2) peserta didik kesulitan dalam memahami pembelajaran yang diberikan secara virtual; 3) karena hal tersebut pada poin 2, peserta didik jadi malas dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas; 4) orang tua merasa kesulitan mendampingi belajar peserta didik di rumah karena menganggap bukan bidangnya dalam mata pelajaran yang ditugaskan; 5) orang tua kewalahan dalam mendampingi BDR.

Namun, kendala tersebut bisa diminimalkan dengan membuat langkah-langkah yang tepat untuk masing-masing kendala.

Pertama, dalam materi kegiatan bimtek pada portal Guru Belajar yang diselenggarakan Kemendikbud, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru melakukan asesmen awal diagnosis nonkognitif seperti menanyakan bagaimana kegiatan peserta didik saat di rumah, pekerjaan orang tua, dan fasilitas atau teknologi yang digunakan. Kemudian guru melakukan asesmen kognitif untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam ketuntasan kompetensi belajar.

Kedua, guru aktif mencari solusi agar kegiatan pembelajaran tidak membosankan, seperti membuat video, kegiatan berdasarkan proyek, ataupun menggunakan zoom untuk tatap muka secara virtual sehingga peserta didik tetap mendapatkan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

Ketiga, peran orang tua sangat penting untuk membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Guru dan orang tua terus berkomunikasi bagaimana cara yang tepat untuk mendampingi belajar peserta didik baik secara pribadi maupun secara kelompok besar (dalam satu level kelas). Orang tua dapat berbagi pengalaman BDR secara pribadi untuk menemukan solusi yang tepat terkait kendala yang dihadapi masing-masing peserta didik.

Jika kendala secara umum ditemukan, seperti tidak banyaknya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan pengumpulan tugas, guru aktif menyampaikan laporan kepada orang tua tentang tugas-tugas peserta didik yang belum dikumpulkan dan kegiatan-kegiatan yang harus diikuti peserta didik. Gayung bersambut, orang tua menerima dan menindaklanjuti dengan baik mengenai hal tersebut, sehingga proses pembelajaran jarak jauh ini lebih aktif ditunjukkan dengan meningkatnya persentase peserta didik yang mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas.

Seperti istilah, the Power of Emak-emak dalam proses pembelajaran jarak jauh yang berpusat pada peserta didik dan dilakukan dari rumah. Peran orang tua merupakan garda depan keberlangsungan BDR.