Menjual Sekolah

Oleh : Sri Walji Hasthanti
SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Sekolah yang diminati saat ini adalah sekolah yang dapat memenuhi keinginan masyarakat. Dewasa ini ada kecenderungan masyarakat memilih sekolah yang tidak hanya unggul di bidang akademik, namun juga bidang lain seperti bidang keagamaan dan bidang non akademik lainnya. Keberagaman kegiatan non akademik yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjadi salah satu daya panggil. Masyarakat lebih mudah menilai suatu sekolah dari prestasi akademis. Sebelum UN dihapuskan, prestasi dan prestis suatu sekolah dilihat dari hasil belajar siswanya pada tahap paling akhir, yaitu ujian nasional. Urutan sekolah “bagus” dilihat dari ranking rata-rata nilai dan siswa yang berhasil meraih nilai sempurna pada mata pelajaran yang diujikan.

Pada sekolah yang diberi label “bagus” oleh masyarakat selalu berusaha meningkatkan mutu dengan berbagai cara. Sekolah tidak lagi melulu sebagai tempat belajar, melainkan menjadi kawah untuk menggembleng siswanya menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter dan berakhlak mulia. Orang tua calon siswa berani mendaftar lebih awal di sekolah tersebut karena sudah mengetahui kualitas sekolah yang akan dipilihkan untuk anak-anak mereka meskipun harganya mahal. Tentu saja untuk menjadi sekolah yang “punya nama” dan dikenal masyarakat, perlu melakukan kegiatan promosi, mengenalkan kepada masyarakat luas tentang keberadaan sekolah tersebut.

Promosi sebagai bagian dari kegiatan menjual sekolah dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menyebar brosur, mengadakan kegiatan untuk sekolah di tingkat bawahnya, hingga memasang MMT atau baliho besar di pinggir jalan raya. Namun saat ini, banyak sekolah yang tidak lagi menggunakan cara promosi seperti itu untuk menjual sekolah, melainkan menggunakan kekuatan media sosial. Jangkauan media sosial sangat luas bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Lalu, apa yang dijual agar sekolah tersebut laku? Selain program-program unggulan, fasilitas dan kenyamanan sekolah, produk/lulusan yang dihasilkan, progres serta prestasi yang dicapai oleh warga sekolah (siswa, guru, karyawan, kepala sekolah). Progres prestasi inilah yang harus selalu ditayangkan di media sosial dan media pajang besar di sekitar sekolah sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan yang diraih warga sekolah.

Bentuk apresiasi keberhasilan (warga) sekolah, keragaman kegiatan maupun program unggulannya yang diunggah di media sosial oleh seluruh warga sekolah, akan menjadi satu kekuatan promosi yang hebat. Sekolah dituntut untuk mampu berinovasi dan mengembangkan bakat/keahlian warga sekolah, hingga memunculkan prestasi dan kreativitas baru sebagai daya panggil.