Dr. Setia Rini, M.Pd
Manusia mengemban tugas untuk memberikan kemanfaatan bagi makhluk lain dan selalu dikendalikan id, ego dan super ego.
Menurut Freud kepribadian manusia terdiri dari tiga elemen yang bekerja untuk menciptakan perilaku; Id, Ego dan Superego.
Id adalah komponen diri yang didorong oleh prinsip untuk kepuasan segera dari keinginan. Ego dibentuk melalui proses hidup berdasarkan prinsip realitas untuk memuaskan keinginan Id. Ego menghasilkan sesuatu yang dipikirkan tentang diri itu sendiri. Superego merupakan komponen kepribadian yang menampung standar internalisasi moral yang memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Lebah menjalankan tugas dan fungsi kehidupan mereka tanpa mengganggu fitrah penciptaannya. Mereka hidup rukun dengan kebersamaan dan keterpaduan demi satu tujuan; menyuguhkan produk makanan bergizi kepada manusia. Manusia memiliki tugas dan fungsi dalam kehidupannya dan diharapkan tanpa mengganggu fitrah penciptaannya. Laki-laki bertugas sebagai suami yang kemudian mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarganya. Wanita berperan sebagai istri yang membantu suami merawat anak-anaknya. Jika istri bekerja maka menjadi sedekah baginya untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Kita tilik ayat lebah berikut ini: Q.S An- Nahl 16 : 68
Lebah memiliki mukjizat seperti yang bisa kita lihat dari fitrah penciptaan dan tugas. Di dalam kepalanya yang begitu kecil ia menjalankan mini mesin madu yang ada di tubuhnya, meletakkan sari pati makanan dan memasaknya di mini mesin untuk kepentingan manusia tanpa memperhatikan id, ego, dan superego.
Sedangkan manusia terkekang oleh id, ego dan superego, yang menghalanginya untuk menjalankan fungsi kehambaan. Untuk menjadikannya bermanfaat untuk orang lain masih mempertimbangkan berbagai alasan. Nilai altruisme tidaklah dijalankan dengan begitu saja. Manusia merasa memiliki daya seleksi pantas tidaknya seseorang mendapatkan kemanfaatan atas perbuatan baiknya. Apabila manusia ingin berbuat baik pada orang yang membutuhkan (id), superego bekerja dengan memberi pertimbangan untuk tidak memberi karena berbagai alasan, kemudian ego yang bertindak untuk memutuskan.