Kecakapan Hidup

Oleh : Hasthanti, SD Muhammadiyah Plus, Salatiga.

Senin, 14 September 2020
Ada hal menarik ketika membaca artikel tentang kecakapan hidup (life skills) yang harus diajarkan kepada anak-anak. Bagaimana dan apa bentuk kegiatan yang diajarkan untuk anak-anak? Biasanya, pelajaran kecakapan hidup ditujukan bagi mereka yang telah menginjak remaja atau dewasa. Harapannya, disamping memiliki bekal akademis, siswa juga memiliki kemampuan yang dapat membantu mereka kelak ketika terjun di masyarakat.

Mata pelajaran yang didapat anak di pendidikan dasar dapat dicapai dengan belajar tekun hingga memperoleh nilai tinggi. Prestasi yang dinyatakan dengan angka maupun predikat, menjadi kebanggaan keluarga dan anak yang bersangkutan. Namun teryata, gemilangnya prestasi akademik tidak cukup sebagai penjamin keberhasilan anak di kemudian hari. Ada hal penting yang harus diberikan kepada anak sebagai bekalnya untuk tumbuh dewasa. Pelajaran berharga tersebut adalah kecakapan hidup atau life skills, yang akan digunakan anak-anak sepanjang hidup mereka.

Definisi life skill sangat luas, tetapi dapat disimpulkan bahwa kecakapan hidup merupakan sesuatu yang tidak didapatkan dari bangku sekolah. Sayangnya, sebagian besar anak kurang memahami bagaimana cara mengatasi permasalahan sehari-hari sampai mereka masuk usia remaja. Orang tualah yang banyak berperan mengajarkan kecakapan hidup. Jangan tunggu sampai anak bertambah besar untuk mengajarkannya. Contoh sederhana, misalnya apa yang harus dilakukan anak sebelum dan sesudah makan, bagaimana anak dapat melayani dirinya sendiri dan membereskan meja serta alat makannya secara mandiri.

Mengajarkan kecakapan hidup kepada anak-anak sedini mungkin akan membantu anak tumbuh menjadi anak yang mandiri serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari. Mengajarinya tentu tidak harus kaku seperti berada di dalam ruang kelas. Misalnya, ketika anak berada dalam suasana santai, makan bersama, setelah shalat berjamaan atau saat bermain bersama.Tentunya anak akan lebih mudah memahami jika kecakapan hidup ini diajarkan dengan cara yang menyenangkan.

Apa saja jenis kecakapan hidup yang perlu diajarkan kepada anak-anak? Tentunya jenis kecakapannya disesuaikan dengan tahapan usia anak. Misalnya anak usia sekolah dasar, perlu diajarkan tanggung jawab terhadap benda-benda miliknya, seperti mainan, peralatan sekolah, pakaian, dan lain sebagainya. Setelah bermain anak harus bertanggung jawab untuk mengembalikan mainan ke tempat semula, membersihkan tempat bermain dan merapikan/menyimpan kembali mainannya. Jika bajunya kotor setelah bermain, ajarkan untuk segera berganti baju dan menempatkan baju kotor di mesin cuci atau keranjang pakaian kotor. Begitu juga ketika mendengar panggilan shalat, ajarkan anak untuk segera meninggalkan kesibukannya dan shalat tepat waktu.

Contoh lainnya, ajarkan anak memilih bajunya sendiri dengan tepat. Berikan kepercayaan kepadanya untuk memilih pakaian sendiri setiap habis mandi. Lalu, pelan-pelan ajaklah anak membahas jenis pakaian yang cocok untuk acara tertentu. Misalnya, saat hari hujan dan dingin, sebaiknya kenakan baju lengan panjang. Atau baju rumah sebaiknya dipakai di rumah saja, sementara ketika akan menghadiri acara, gunakanlah baju yang rapi dan bersih untuk menghormati pihak pengundang. Beritahu juga kegiatan apa yang akan dilakukan hari itu sehingga ia akan belajar memilih jenis pakaian yang tepat.

Merapikan tempat tidur, merapikan sprei, mengatur bantal guling dan melipat selimut mungkin termasuk hal sepele tetapi akan menjadi menyenangkan ketika anak diberi kepercayaan untuk melakukannya, sehingga menjadi suatu rutinitas pagi. Kemampuan ini seringkali diabaikan ketika masa sekolah akibat terburu-buru bangun dan bersiap berangkat sekolah. Namun, ketika masa sekolah online, anak-anak punya waktu lebih banyak untuk bangun dan merapikan tempat tidurnya sendiri. Melakukan tugas ini secara teratur akan menanamkan kebiasaan baik yang bermanfaat hingga ia tumbuh dewasa.

Bila anak sudah terbiasa meletakkan pakaian kotornya di keranjang cucian, kini saatnya ajak mereka memilah pakaian kotor, mintanya mengecek bagian kantong untuk memastikan tidak ada benda-benda lain yang tidak sengaja tercuci. Pisahkan baju berdasarkan warna gelap dan terang. Jelaskan pada mereka akan pentingnya memisahkan pakaian sebelum dicuci. Satu baju batik kecil berwarna merah bisa mengubah seluruh cucian berwarna putih menjadi pink atau belang merah.

Ajarkan anak-anak membantu menata meja dengan meletakkan sendok dan garpu untuk masing-masing anggota keluarga. Setelah makan, biasakan anak mencuci peralatan makan sendiri. Tidak harus mencuci semua piring kotor yang ada di dapur, cukup memintanya untuk mencuci piring makannya sendiri setelah selesai makan. Awalnya memang perlu mengawasi dan memberi arahan. Namun, lama-kelamaan mereka akan terbiasa untuk selalu mencuci piringnya setiap kali selesai makan. Bukan tidak mungkin, ia juga akan berinisiatif mencuci semua piring kotor di dapur. Bila di usia sebelumnya ia sudah terbiasa menyiapkan sarapan sendiri, kini saatnya mulai percayakan ia menggunakan kompor. Tetapi orang tua perlu mengawasinya dan mengingatkan berulang kali untuk mematikan api setelah selesai menggunakan kompor. Ajari anak keterampilan memasak yang sederhana seperti menggoreng telur, merebus pasta, atau membuat nasi goreng.

Hal yang tidak kalah penting, ajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan diri. Bila sebelumnya masih sering mengingatkan anak untuk mandi, menggunakan deodoran, dan merawat kulit, sekarang saatnya ia bertanggung jawab terhadap kebersihan dirinya. Biarkan mereka memilih sabun mandi, sampo, dan perawatan tubuhnya sendiri.

Mengajari life skill pada anak membutuhkan komitmen dan kemauan yang kuat. Mungkin awalnya akan terasa merepotkan, tetapi semua itu akan menjadi bekal yang bermanfaat untuk anak saat ia tumbuh dewasa.