Membangun Kerja Sama Tim Secara Efektif Dalam Organisasi Pendidikan

Oleh : Emy Setyowati

Ketika berbicara tentang membangun sebuah kerja sama tim, yang pertama kali terlintas dibenak kita adalah merasa kesulitan dengan membangun kerja sama tim. Melihat berbagai fenomena perpecahan dalam sebuah tim yang diawali dari perbedaan pendapat, nampaknya cukup sulit untuk membangun kerja sama tim yang mampu membawa organisasi menjadi unggul. Setiap orang memiliki karakter , latar belakang , pemahaman, ideologi dan cara komunikasi yang berbeda, namun setiap perbedaan itu akan menjadi indah jika dikolaborasikan dengan harmonisasi yang serasi. Secara sederhana, membangun kerja sama tidak serumit yang diperkirakan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membangun kerja sama tim melalui berbagai proses kegiatan.

  1. Tanamkan Visi Misi Pendidikan pada guru dan karyawan

Di umpakan sebuah kapal dengan banyaknya penumpang di dalamnya akan sampai ke sebuah dermaga tertentu, jika memiliki tujuan dan arahan yang sama. Demikian halnya juga dengan lembaga pendidikan,setiap guru dan karyawan harus memiliki visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan. Akan menjadi kendala yang sangat berarti jika dari awalnya saja sudah berbeda visi. Tentu dapat dipastikan bahwa guru dan karyawan tersebut tidak akan nyaman, mungkin juga bisa tidak bertahan di lembaga pendidikan .

Kepala sekolah memiliki kewajiban menanamkan visi misi kepada semua warga sekolah agar mereka bekerja melakukan tanggung jawab mereka dengan memiliki tujuan sesuai dengan kesepakatan yang sudah dirumuskan bersama dan telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan. Semua warga sekolah yang bertanggung jawab, akan berkiblat pada tujuan pendidikan dalam memenuhi setiap tugas pekerjaannya sesuai dengan posisi jabatannya dalam struktur organisasi pendidikan.

2.  Menghargai Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat memang biasa. Setiap orang memiliki ide masing-masing dan cara yang berbeda dalam melakukan tugasnya dalam memenuhi sebuah tujuan. Kerap terjadi dalam sebuah tim jika seorang anggota sangat teguh berpegang pada ide yang ia sampaikan sehingga tidak mengindahkan berbagai ide kreatif lainnya dari rekan satu tim. Terkadang ada kalanya rasa kecewa timbul jika ide yang kita sampaikan tidak diterima sebagai keputusan bersama dalam tim. Namun, inilah keputusan kelompok.

Memiliki hati yang besar, ditunjukkan melalui menerima perbedaan pendapat dan hasil keputusan yang tidak sesuai dengan ide yang diusulkan. Tahukah Anda bahwa nilai kedewasaan seseorang dapat terlihat dalam situasi pengambilan keputusan? Anda pun dapat menilai kedewasaan diri Anda melalui momen ini.

Jika Anda mampu menerima keputusan bersama dalam sebuah rapat walaupun ide Anda tidak diterima, maka Anda adalah salah satu dari kumpulan orang-orang yang memiliki kedewasaan dalam berpikir, bertindak dan berperilaku.

 3. Saling Percaya

Dalam sebuah organisasi, tak jarang kerap timbul perselisihan dan timbul rasa tidak percaya. Atmosfer kerja seperti ini sangatlah tidak sehat dan sudah dipastikan kehancuran tim akan terjadi.

Maka kepala sekolah dalam lembaga pendidikan, akan menggunakan wewenang dan kewajibanya untuk  mengambil langkah sebijak mungkin melalui Standard Operational Procedure (SOP) yang seimbang antara bagian di diterapkan sehingga tidak ada ketimpangan atau ketidak seimbangan pembagian tugas dan tanggung jawab.

4. Lakukan Komunikasi yang Intensif dan Efektif

Komunikasi memang tidak dapat dianggap sepele. Komunikasi yang tidak berhasil akan membuat suatu hubungan menjadi renggang. Lakukan komunikasi yang intensif dengan masing-masing waka sek dan anggota timn, guru dan karyawan dengan mengadakan meeting atau setidaknya pertemuan untuk melakukan koordinasi tugas harian, briefing tugas secara singkat dan juga evaluasi kinerja harian atau mingguan.

Setiap laporan dan aspirasi perlu ditampung dengan baik dan pecahkan setiap masalah dengan melakukan case study secara bersama-sama. Libatkan seluruh anggota tim dalam melakukan pemecahan masalah (problem solving). Setiap orang pasti memiliki masalah masing-masing, tidak hanya permasalahan di sekolahan ataupun di dalam keluarga.Miliki hubungan yang baik dan saling menanyakan kabar akan sangat membantu membangun kerja sama tim.

Rekan kerja yang mampu menjadi teman curhat bisa menjadi penopang berjalannya sebuah kerja sama dalam sebuah tim. Dengan demikian, timbul rasa saling percaya seperti pada poin nomor 3. Jika kita seorang atasan, asah kemampuan kita untuk dapat berkomunikasi secara interpersonal dan tingkatkan rasa empati kita. Jika salah satu anggota kita merasa kebingungan dalam menjalankan tugas yang dibebankan maka harus anda dampingi, bimbing dan diarahkan sampai menguasai beban pekerjaan yang diemban. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan dengan mudahnya menyelesaikan berbagai problematika kehidupan mereka dan memiliki rasa percaya pada Anda.

 5. Adakan Kegiatan Bersama

Hubungan antar anggota perlu dipupuk dengan kegiatan-kegiatan kebersamaan, baik itu diadakan di dalam sekolahan atau saat hari di luar kegiatan sekolah. Mengadakan kegiatan makan bersama di salah satu rumah anggota tim bisa menjadi salah satu pilihan.

Pernahkah Anda melakukan liburan bersama dengan anggota tim Anda?                                     Ide itu akan sangat menolong Anda dalam membangun kerja sama tim yang semakin solid.

6. Saling Menghargai Kinerja Antar Anggota

Memberikan reward bagi siswa, guru atau karyawan yang berprestasi dapat menjadi salah satu strategi membangun kerja sama tim dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru dan karyawan. Selain menghargai hasil kerja dari siswa,  guru dan karyawan tersebut, hal ini dapat memacu siswa, guru dan karyawan lain untuk bekerja lebih baik dan bertanggung jawab serta dapat meningkatkan kualitas mereka.

Ide tersebut ada baiknya diterapkan untuk meningkatkan kerja sama tim. Seorang kepala sekolah, jangan enggan untuk mengatakan pujian kepada siswa, guru dan karyawan yang melakukan prestasi sekecil apapun. Bentuk penghargaan yang kita berikan bahkan sebuah kata “terima kasih atas kerja dan usahanya”, dapat membuatnya semakin percaya diri dan juga timbul rasa ingin bekerja lebih maksimal dari sebelumnya.

7. Tingkatkan Kompetensi Anggota Tim

Meningkatkan kerja sama tim bisa terjadi jika setiap anggota tim diperlengkapi dalam kompetensinya masing-masing. Dengan meningkatnya kompetensi mereka, semakin tinggi juga kinerja yang mereka lakukan.

Seorang kepala sekolah harus memfasilitasi guru dan karyawan untuk dapat mengembangkan diri mereka untuk mendapatkan kompetensi yang semakin meningkat melalui seminar dan pelatihan. Izinkan juga mereka untuk meningkatkan edukasi jika ada di antara anggota tim Anda yang ingin melanjutkan jenjang studi mereka.

Berikan saran terbaik Anda bagi mereka yang ingin semakin berkembang. Bukankah kompetensi siswa, guru dan karyawan yang semakin meningkat akan mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan juga?

Ini akan kita bahas juga kerja sama tim yang tidak kompak

Mari amati setiap guru dan karyawan dalam sekolah  secara mendalam. Jangan biarkan beberapa daftar di bawah ini semakin mengakar dan menjamur pada setiap siswa, guru dan karyawan adalah :

1. Adanya Keegoisan

Setiap orang memang memiliki ego masing-masing. Namun juga ada orang yang memiliki sikap yang egois dan mementingkan diri sendiri, terutama setiap keputusannya harus menjadi prioritas bersama, tentu hal ini akan sangat mengganggu kerja sama tim.

Jika kita sebagai seorang kepala sekolah pada sebuah lembaga pendidikan, Kita perlu menjadi penengah agar setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama dan dapat mewakili setiap aspirasi dari anggota.

Hal yang sulit jika ternyata kepala sekolah memiliki sikap egois. Tentu wakasek dan anggota timnya dengan karyawan perlu bijak dan berpikir dewasa.

 2. Adanya Ketidakadilan

Mengindahkan yang satu dan tidak menghiraukan yang lain, tentu akan menimbulkan ketidakadilan diantara anggota tim. Hal ini akan sangat menghambat kerja sama tim jika kepala sekolah melakukan hal ini.

 3. Adanya Persaingan yang Tidak Sehat

Dalam dunia pendidikan, ada kalanya timbul sebuah persaingan. Jika persaingan tersebut terjadi secara sehat untuk mencapai prestasi yang baik dalam sebuah lembaga pendidikan, tentu hal tersebut sangat dibenarkan dan diapresiasi penuh. Namun berbeda halnya jika antara guru, karyawan dan anggota tim terjadi sebuah persaingan yang tidak sehat bahkan adanya saling sikut entah itu secara frontal atau juga terjadi seperti layaknya “perang dingin”. Hal tersebut sudah dapat dipastikan bahwa lembaga pendidikan tersebut  tidak akan berjalan dengan baik dan setiap tujuan tim tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan bersama.

 4. Saling Menyalahkan Satu dengan yang Lain

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sebuah tim yang solid tentu akan mengakui kesalahan salah satu anggota tim menjadi sebuah kesalahan bersama. Sikap saling menyalahkan tentu membuat keseharian antar anggota tim menjadi retak. Memang, tidak ada orang yang ingin disalahkan bukan? Apalagi jika kesalahan itu bukanlah kesalahannya sendiri. Sebuah tim yang kompak akan memiliki rasa saling menopang satu dengan yang lain. Namun berbeda halnya dengan sebuah tim yang saling menyalahkan dan melemparkan tanggung jawab.

 Kesimpulan Kerja sama tim memang tidaklah mudah untuk dibangun. Perlu proses yang cukup panjang untuk memiliki tim yang solid dengan anggota-anggota yang saling memiliki kerja sama tim yang sehati. Lakukan cara membangun kerja sama tim di atas dan minimalisir hal-hal yang dapat membuat kerja sama tim kita menjadi menurun