ANOSMIA

Dr. Supartinah, Sp.THT

Manusia hidup dilengkapi dengan 5 indra yang sering diistilahkan sebagai panca indra. Panca indra meliputi penglihatan, peraba, pendengaran, pemciuman, perasa. Gunanya untuk sensor sehingga manusia bisa berfungsi dengan baik. Kehilangan salah satu indra, menyebabkan fungsi manusia tidak sempurna.
Salah satu gangguan indra adalah yang disebut ANOSMIA yaitu hilangnya kemampuan seseorang untuk membau, jadi merupakan gangguan indra penciuman. Kondisi ini dapat berhubungan dengan hilangnya kemampuan untuk mengecap atau AGEUSIA.
Proses membau terjadi karena molekul kimia yang menimbulkan bau menempel pada sensor ujung syaraf yang ada di hidung, kemudian diteruskan lewat kabel syaraf sampai ke otak, sehingga manusia mengenal sesuatu bau. Demikian juga untuk mengecap, dimana molekul rasa manis, asam, asin, pahit dan gurih, sensor ujung syarafnya ada di lidah, dinding mulut dan tenggorokan.
Ada 3 kemungkinan penyebab anosmia yaitu:

  1. Molekul kimia terhalang untuk menempel pada sensor di hidung. Misalnya karena infeksi hidung/pilek atau polip atau tumor sehingga hidung tersumbat.
  2. Molekul kimia menempel tapi sensornya rusak, misalnya karena infeksi virus, merokok, faktor umur, kencing manis, kecelakaan yang membuat cedera sensor ujung syaraf di hidung.
  3. Kabel syaraf dan otaknya rusak, misalnya tumor atau juga kecelakaan, stroke.
    Bahayanya anosmia yaitu seseorang bisa mengalami kehilangan nafsu makannya, sehingga bisa terjadi penurunan berat badan sampai terjadi malnutrisi yang berbahaya, bahkan bisa mengalami depresi. Juga bisa terjadi keracunan makanan karena tanpa disadari makan makanan yang sudah bau/basi. Demikian juga jika ada gas berbahaya bisa keracunan gas, bahkan tidak menyadari adanya kebakaran karena tidak bisa membau sesuatu yang terbakar.
    Sebelum pandemi covid19, adanya anosmia tidak terlalu menarik perhatian untuk kesehatan mayarakat. Tapi saat pandemi covid 19 saat ini adanya anosmia harus diwaspadai. Karena ternyata sekitar 75% pasien covid19 mengalami anosmia. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami anosmia, harus segera memeriksakan diri, untuk mengetahui penyebabnya. Jika diduga keras karena covid19, untuk memastikannya harus dilakukan pemeriksaan PCR. Untuk pemeriksaan PCR harus periksa ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggalnya. Atau periksa PCR mandiri. Tetapi saat ini PCR mandiri masih cukup mahal. Yang paling murah dan terdekat saat ini di Poliklinik penapisan covid19 RS Muwardi Surakarta yaitu 900ribu rupiah, 24jam ada hasilnya. Di laboratorium swasta di Salatiga masih diatas 2juta biayanya.
    Yang harus dilakukan adalah seseorang yang saat ini mengalami anosmia dan diduga keras karena covid19, sambil menunggu hasil pemeriksaan PCR harus ISOLASI disertai menjalani 3M supaya tidak menular ke sekitarnya. Juga berusaha menjaga imunitas tubuh tetap tinggi dengan konsumsi nutrisi yang sehat, olahraga, hindari stres.
    Semoga bermanfaat.