
Tiga mahasiswa Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari ini, Kamis (7/1/21) melakukan pengembangan metode Guided Note Taking (GNT) untuk pelajaran Tarikh pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga. Pengembangan metode GNT yang dilaksanakan di studio pembelajaran daring melalui zoom meeting dilakukan oleh Mursyidatun Ni’mah. M.Pd selaku guru mata pelajaran Tarikh.
Ketiga mahasiswa tersebut, yaitu Ika Rahmawati, Savitri Dewi dan Rafidhah Kurniawati ini sedang mengadakan riset tentang proses belajar dan memori pada siswa yang mengikuti pembelajaran secara daring. Proses pembelajaran secara daring membuat interaksi antara guru dan siswa cenderung pasif. Siswa kurang mampu memahami dan menyimpulkan isi materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui media daring sehingga hasil belajar menjadi kurang. Kondisi ini membuat guru mencari strategi yang tepat agar pembelajaran yang dilakukan secara daring agar siswa memiliki hasil belajar yang baik.
Model pembelajaran Guided Note Taking (pembelajaran catatan terbimbing) adalah suatu model pembelajaran menggunakan handout. Melalui Guided Note Taking diharapkan siswa aktif dalam belajar sehingga hasil belajar dapat lebih baik. Metode pembelajaran catatan terbimbing dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Penggunaan metode guide note taking (GNT) ini diharapkan mampu menjaga konsentrasi siswa agar dapat fokus pada guru saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran saat ini mengalami penurunan. Pembelajaran daring terlaksana, hanya guru yang aktif dan monoton, beberapa siswa tidak menyalakan kamera, serta pengumpulan tugas tidak sesuai deadline. Sehingga perlu adanya perubahan yang harus dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu catatan terbimbing (Guided Note Taking).
Ni’mah selaku guru Tarikh mengatakan bahwa dengan menggunakan metode ini siswa nampak lebih antusias mengikuti proses pembelajaran. “Saya akan memakai metode ini untuk mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lainnya”, ujarnya.
