Oleh Savitri Dewi, S.Psi. Psi
SMP Muhammadiyah Salatiga
Bulan Desember bagi dunia pendidikan identik dengan bulan pembagian rapor. Setelah siswa menjalani proses pembelajaran selama 6 bulan di bangku sekolah, maka di akhir semester siswa akan mendapatkan rapor sebagai laporan perkembangannya kepada orang tua/wali siswa.
Masa penerimaan rapor bisa dikatakan sebagai masa untuk melihat dan memahami potensi siswa, dimana dari rapor ini akan terpampang penilaian yang dilakukan oleh guru di sekolah. Penilaian yang dilakukan saat ini mengacu pada kurikulum 2013 atau biasa disebut K13 atau Kurtilas. Nilai rapor dalam Kurikulum 2013 tidak ada ranking, karena dengan adanya sistem rangking, siswa yang mendapat ranking satu seolah-olah menguasai dan pintar pada semua bidang.
Pada kurikulum 2013 ini ada 4 aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan, sosial dan spiritual. Penilaian ini secara tidak langsung akan melihat potensi siswa dari sisi kognitif (pengetahuan), afektif (sosial), psikomotorik (ketrampilan), dan religius (spiritual). Penilaian tersebut akan membantu orang tua dan guru untuk memetakan potensi siswa karena siswa tidak mungkin menguasai dan pintar pada semua bidang. Jadi dalam kurikulum 2013, semua siswa adalah juara sesuai dengan potensinya masing – masing.
Rapor adalah progress report pembelajaran yang berupa laporan perkembangan siswa selama satu semester atau 6 bulan. Jadi rapor bukan hasil akhir untuk mengetahui kemampuan siswa. Fungsi rapor ini bagi siswa adalah untuk mengetahui kemajuan hasil belajar. Melalui proses belajar di sekolah, siswa akan terbantu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Hal ini akan membuat siswa terpacu untuk meningkatkan motivasi belajar dan memperbaiki strategi belajarnya.
Bagi orang tua, rapor berfungsi untuk mengetahui perkembangan kognitif, afektif, psikomotorik dan religiusitas siswa agar orang tua dapat membantu siswa mengoptimalkan potensi dirinya. Sedangkan bagi guru, rapor memiliki fungsi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dan membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang tepat, membantu siswa meningkatkan kompetensinya atau membantu mengatasi kesulitan belajar bagi siswa yang lemah. Dengan rapor guru akan mudah membantu siswa menguasai dan memahami materi. Siswa dapat menerapkan ilmu yang ia dapatkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membawa manfaat di masa depan yang lebih baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua saat menerima rapor :
- Perhatikan pada setiap aspek, perhatikan mana nilai yang paling tinggi dan mana yang paling rendah. Fokuskan pada nilai tertinggi di masing – masing aspek, karena bisa jadi di nilai tertinggi itulah menunjukkan potensi unggul dirinya.
- Tidak perlu membanding – bandingkan capaian yang diperoleh anak, karena masing – masing anak memiliki potensi dan keunikan yang berbeda – beda.
- Memahami bahwa nilai rapor hanya sebagai salah satu indikator untuk mengetahui mana potensi unggul dan titik terlemah yang dimiliki anak. Jadi rapor bukan hasil akhir, tetapi catatan hasil belajar yang masih bisa dievaluasi dan diperbaiki.
Maka jika saat pengambilan rapor orang tua masih bertanya,”Anakku ranking berapa?”. Bisa jadi hal ini menunjukkan bahwa sebagai orang tua belum siap untuk mengakui bahwa setiap anak adalah juara pada potensinya masing – masing.