
Sleman 17 September 2021 Panitia Pendirian RSI PKU Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Salatiga bertolak ke Sleman untuk menemui mas Fauzi, seorang arsitek rumah sakit Muhammadiyah. Perasaan kami sepanjang perjalanan mengira akan bertemu dengan seorang senior dan berusia. Teryata sebaliknya, kami dipertemukan dengan anak muda persyarikatan yang cerdas dan sangat potensial dalam bidangnya, termasuk dalam hal ini rela membagi keilmuannya. Fauzi mengatakan, “Membangun rumah sakit, tempat harus jelas, terutama dana”, katanya sambil tersenyum. “Bila perlu tidak menyiran dapat hasil, ini yang harus digalakkan Muhammadiyah. Hanya pegang teropongnya saja, hasil sudah mengalir dengan sendirinya”, lanjutnya.
Hammam mengatakan, “Dalam membuat rumah sakit, harus sering melihat rumah sakit sehingga tahu kelebihan dan kekurangannya”. “Menggotong SK sungguh berat, hal ini juga sebagai ujian loyalitas kami sebagai pimpinan”, lanjutnya tertawa.
Amar Ma’ruf menambahkan, “Kami layaknya dewa mabuk saat ini, karena hanya bermodalkan SK, namun semangat dan motivasi pendirian rumah sakit tidak akan pernah bisa dipadamkan”, katanya.
Sementara Marijo, Marwanto, dan Abd Rochim berpendapat hal sama. “Kami tidak akan pernah tidur nyenyak, selama mimpi itu menjadi kenyataan”.
Pada hari itu Jumat, kami disambut di Caffe nJongke’. Sebuah gazebo menjadi saksi perbincangan progress ke depan RS PKU Muhammadiyah Salatiga.